14

Welcome to DESA PANDESARI's web , Making for forward village !!

Kamis, 05 Juli 2012

PUNDEN SEBALUH 05-07-2012


FORMULIR PENDATAAN NAMA RUPABUMI
KECAMATAN PUJON
DESA PANDESARI

1.       Jenis Rupa Bumi                                             :  Gunung/Sungai/Air Terjun/Bukit/Danau/Telaga/ Tempat yang disakralkan )*
2.      Nama Rupa Bumi                                            :  Makam yang disakralkan
3.      Letak                                                               :  RT : 17 RW : 04 Dusun : SEBALUH
4.      Nama Spesifik/yg digunakan nama                  :  PUNDEN KI AGENG HAJAR SEGUH
5.      Penulisan                                                         :  PUNDEN KI AGENG HAJAR SEGUH
6.      Pengucapan                                                     :  PUNDEN SEBALUH
7.      Asal Bahasa                                                     :  Jawa
8.      Arti Nama                                                        :  Makam Ki Ageng Hajar Seguh
9.      a) Panjang : ............... m/km  b) Luas : ± 600 m2   c) Tinggi  : .................. m.
10. Sketsa Umum Lokasi   :




11. Foto:



12. Tambahan:
Menurut cerita warga Sebaluh, keberadaan Dusun Sebaluh berhubungan dengan cerita Naga Baru Klinting Rawa Pening. Berawal dari para pendiri atau pembuka lahan (Jw:Bedah Krawang) yakni Ki Ageng Hajar Seguh, Ki Ageng Mangir dan Mbah Kromo Njani. Suatu hari Ki Ageng Hajar Seguh menikah dengan Putri Songgoriti. Pada saat putri sedang hamil, Ki Ageng Hajar Seguh bermaksud untuk bertapa dan meninggalkan sebuah alat pembelah jambe (Jw: Kacip). Dia mengajari istrinya membelah jambe untuk “nginang”, serta berpesan agar kacip tersebut tidak diletakkan di pangkuannya. Namun Putri Songgoriti lalai dan lupa akan pesan suaminya. Hingga saatnya melahirkan, bayi yang keluar tidak berwujud manusia tetapi berwujud seekor ular. Ular itu diberinya nama “Baru Klinting”. Ibunya memerintahkan untuk pergi mencari ayahnya ke hutan tempat ayahnya bertapa. Ia-pun pergi, namun ketika mereka bertemu, ayahnya tidak begitu saja mengakui anaknya. Baru Klinting menyembah-nyembah, memohon-mohon dan menangis tersedu-sedu minta diakui sebagai anak Ki Hajar Seguh. Tempatnya menangis ini kemudian disebut dengan SEBALUH, yang berasal dari  kata : “nyembah dan luh“.  “Nyembah” artinya menyembah dan “luh”berarti air mata. Hingga Ki Hajar Seguh menyuruhnya untuk melingkari sebuah gunung. Baru Klinting mengikuti perintah ayahnya, Sebuah gunung yang ditunjuk ayahnya dilingkupinya, namun kurang satu jengkal jarak antara kepala dan ekornya, dengan susah payah ia menjulurkan lidah untuk mencapai ekornya. Melihat hal ini Ki Hajar Seguh baru mengakui Baru Klinting sebagai anaknya, serta memerintahkannya untuk bertapa di gunung itu hingga bertahun-tahun.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites